Selamat datang

Semoga Blog ini bermanfaat bagi kita semua.

Kegiatan Pramuka SMP Negeri 2 Rantau

Mencerdaskan anak bangsa.

Kegiatan Kepramukaan

Go to Blogger.

SMP Negeri 2 Rantau

Go to Blogger.

SMP Negeri 2 Rantau menuju Adiwiyata

Menjadi sekolah yang sehat, aman, berbudaya lingkungan.

Rabu, 21 Desember 2011

Visi Dan Misi SMPN 2 Rantau




 

Visi dan Misi
SMP NEGERI 2 RANTAU
Visi Sekolah
      SMP Negeri 2 Rantau unggul dalam Prestasi Belajar Siswa berdasarkan Imtaq
Indikator :
1.      Unggul dalam perolehan NEM UAN
2.      Unggul dalam Lomba Kesenian
3.      Unggul dalam Aktivitas Keagamaan
4.      Unggul dalam Kreativitas dan Keterampilan
Misi Sekolah
1.      Melaksanakan pembelajaran dan Bimbingan secara efektif sehingga siswa bisa berkembang secara optimal dengan potensi yang dimiliki
2.      Mendorong dan membantu setiap siswa untuk mengenali potensi dirinya  sehngga dapat dikembangkan secara optimal
Menumbuhkan Penghayatan terhadap Ajaran Agama yang dianut dan juga Budaya Bangsa sehingga menjadi Sumber Kearifan dalam bertindak

Dari Andrie Wongso

Hidup Sampai Tua Belajar Sampai Tua

Pepatah pada judul di atas mengandung pengertian yang sangat mendalam. Yakni, proses belajar harus menyatu sebagai bagian dari kehidupan. Sepanjang hayat masih di kandung badan, semaksimal masa itu pulalah kita seharusnya belajar.
Tentu, belajar bukan sekadar mengumpulkan berbagai teori. Namun, belajar haruslah mampu menjadi sarana bagi kita untuk terus menyerap berbagai materi sebagai bekal praktik kehidupan. Seperti juga kata bijak dari barat yang menyebut bahwa "learning is never ending journey". Maka, semakin kita belajar, semakin kaya kita dengan pengetahuan dan semakin banyak kebisaan yang bisa kita jadikan bekal meraih kesuksesan.
Saya sendiri memaknai "Hidup sampai tua, belajar sampai tua" adalah sebuah proses kehidupan dan perjuangan yang tanpa batas. Dan, semua ini bukan sekadar omong kosong belaka, bukan pula sekadar pengetahuan yang memuat teori semata. Tetapi, semua sudah saya jalani dan alami selama ini.
***
Kesadaran bahwa hidup adalah proses belajar berjuang sampai tua-bahkan hingga berkalang tanah-hal ini tentu akan menggugah keberanian kita untuk menjalani kehidupan dengan penuh gairah! Saat kita menghadapi tantangan dan ujian, dengan semangat seorang ksatria, kita berani berjuang menjadikan semua halangan menjadi pijakan keberhasilan. Saat kita mengalami hadangan masalah yang nyaris tanpa henti, kita selalu memiliki semangat untuk mencari solusi.
Kesadaran akan proses belajar dan berjuang akan membuat kita tidak mudah mengeluh, menuduh, apalagi menyalahkan orang lain sebagai kambing hitam persoalan. Sebab, kita sepenuhnya sadar bahwa semua itu hanyalah sarana belajar untuk mengembangkan kekayaan mental dan menumbuhkan kebijaksanaan dalam kehidupan.
Mari, mengarungi kehidupan dengan pandangan positif dan penuh rasa optimis. Saat kita berhasil mewujudkan impian, kita tak terjerumus dalam jurang keangkuhan. Begitu pula sebaliknya, saat mengalami kegagalan, kita tak terperosok dalam penyesalan yang mendalam. Apa pun yang kita hadapi, apa pun yang terjadi, kita selalu menyikapi dengan penuh kebijakan, karena semua pastilah mengandung pembelajaran.
 
Dan harus kita pastikan, bahwa saat belajar, kita bukan semata menjadi objek yang hanya menjadi pengumpul teori. Tapi, tentukan bahwa diri kita adalah subjek yang bekerja aktif, berjuang, serta berkarya dengan modal ilmu yang kita dapatkan. Dengan begitu, kita akan menjadi sang pembelajar yang berani menentukan target dan memperjuangkan semua impian agar menjadi kenyataan.
Terus belajar dan berjuang, sampai ajal kan datang, maka sukses bukan sekadar angan-angan.

Piagam Buat Hari Ibu Sedunia

Suatu hari, di sebuah rumah terlihat kesibukan penghuninya. Mereka bersama-sama mengangkat, menggeser, dan memindah-mindahkan berbagai macam perabot rumah dengan diselingi canda dan sapa akrab di antara mereka. Rupanya seiring dengan bertambahnya usia, anak-anak ingin kamar tidur terpisah, sehingga ada keleluasaan untuk mengatur barang-barang mereka sendiri.
Bersama mereka merencanakan pembagian ruang, perabotan, dan tugas, dan sengaja meluangkan waktu libur untuk merenovasi sesuai rencana yang telah disepakati. Di keluarga itu, ayah dan anak-anak memiliki kesamaan minat dan aktif di berbagai kegiatan dan organisasi, seperti olah raga, kesenian dan kegiatan sosial lainnya. Itu bisa dilihat dari banyaknya piagam penghargaan dan piala yang berhasil didapat dan saat ini tegeletak di berbagai sudut, terbengkalai dan belum tersentuh.
Setelah memikirkan bersama, mereka memastikan piagam dan piala akan ditempatkan di ruang tamu dengan menambahkan rak pajang. Sambil bernostalgia mengingat saat kemenangan, si sulung berkomentar, "Bu, rasanya enggak komplit lho, di antara piala dan piagam ini tidak ada nama ibu. Waktu ibu muda sampai sekarang, apa ibu enggak pernah ikut pertandingan?"
"Wah kalau ibu kalian ikut bertanding dan menjadi pemenang juga, kita semakin repot dong mencari tempat untuk menyimpan piala dan piagam ini, hahaha," timpal sang ayah.
"Eh, Ibu juga punya piagam, lho... Bukan hanya satu, tapi dua! Penasaran? Kalau ingin tahu piagam apa yang ibu punya, sediakan saja dua paku kosong, besok akan ibu gantung piagamnya di sana," sambil tersenyum misterius, ibu melanjutkan kerjanya.
Ayah dan anak saling bertanya lewat tatapan mata. Bersamaan mengangkat bahu tanda masing-masing tidak mempunyai jawaban atas pernyataan piagam rahasia milik ibu.
Dengan penasaran, keesokan harinya mereka segera melihat di ruang tamu. Ah... pakunya masih kosong! Saat selesai makan malam, ibu pun mengumumkan layaknya seorang pembawa acara.
"Hadirin, sesuai janji kemarin, piagam yang ibu dapatkan sudah tergantung di tempatnya, silakan ke ruang tamu untuk melihatnya!" Mereka berhamburan ke ruang tamu ingin segera tahu, kejuaraan apa yang telah dimenangkan oleh ibu atau piagam penghargaan seperti apa yang telah dirahasiakan ibu selama ini? Pasti sangat luar biasa sampai orang serumah tidak pernah ada yang tahu!
Setiba di sana,terpampang di tembok telah dipigura, akte kelahiran masing-masing anak. Mereka terkesima dan begitu tersadar, si sulung segera memeluk ibunya, "Iya Bu, ini adalah piagam paling berharga di seluruh dunia. Pertanda Ibu telah memenangkan pertandingan terbesar dan terhebat karena diperjuangkan dengan taruhan nyawa. Piala dan piagam yang kami dapat, tidak sepadan dengan piagam yang ibu punya. Terima kasih telah mengingatkan dan maafkan kesombongan kami, Bu..." Dengan perasaan terharu, mereka berpelukan.
Pembaca yang Luar Biasa!
 

Seorang ibu, walaupun tanpa piagam dan penghargaan apapun, tetap adalah pahlawan bagi anak-anaknya. Entah semewah atau sesederhana apapun sebuah rumah, sosok ibu adalah tempat terindah untuk anak-anaknya pulang. Semoga, saat ini masih ada kesempatan buat kita untuk berbakti kepada ibu dan senantiasa mensyukuri bahwa melalui dialah kita ada.
Salam sukses, Luar Biasa!

Hadiah Cinta

Bisa saya melihat bayi saya?" Pinta ibu yang baru melahirkan anaknya, saat bayi diberikan kepadanya. Sesuatu yang mengagetkan terjadi, bayi dalam gendongan itu dilahirkan tanpa kedua belah daun telinga! Meski begitu si ibu tetap menimang sayang bayinya..
Waktu membuktikan, meski terlihat aneh dan buruk, pendengaran anak itu bekerja dengan sempurna dan dengan kasih sayang dan dorongan semangat orang tuanya, ia menjadi pemuda tampan yang cerdas, serta pandai bergaul sehingga disukai teman-temannya. Ia juga mengembangkan bakat di bidang musik sehingga tumbuh menjadi remaja pria yang disegani.
Suatu hari ayah lelaki itu bertemu dengan seorang dokter bedah hebat. "Saya bisa memindahkan sepasang daun telinga untuk putra bapak, tetapi harus ada seseorang yang bersedia mendonorkan daun telinganya," kata sang dokter. Maka orangtua lelaki itu mulai mencari, siapa yang mau mendonorkan daun telinganya kepada anak mereka..
Beberapa bulan sudah berlalu, tibalah saatnya mereka memanggil anak lelaki itu, "Nak, seseorang yang tidak ingin dikenal telah bersedia mendonorkan daun telingannya kepadamu. Kami harus segera mengirimmu ke rumah sakit untuk operasi, namun semua ini sangatlah rahasia," kata si ayah.
Operasi berjalan dengan sukses, wajahnya yang tampan, ditambah kini sudah punya daun telinga membuat ia terlihat menawan. Ditambah bakat musiknya, dia makin disegani dan mampu meraih menerima banyak penghargaan dari sekolahnya. Kecerdasannya kemudian membuat ia diterima bekerja sebagai diplomat. Singkat kata, ia sangat ingin berterimakasih kepada orang yang mendonorkan daun telinga.
"Aku harus mengetahui, siapa yang telah bersedia mengorbankan ini semua kepadaku, ia telah berbuat sesuatu yang besar, namun aku sama sekali belum membalas kebaikannya," kata si anak, pada ayahnya.
"Ayah yakin kau tidak bisa membalas kebaikan hati orang yang telah memberikan daun telinga itu."
Setelah terdiam sesaat, ayahnya melanjutkan, "Sesuai dengan perjanjian, belum saatnya bagimu untuk mengetahui semua rahasia ini."
 
Gambar ilustrasi ibu dan putranya 
Tahun berganti rahasia tetap tersimpan rapi, hingga suatu hari sesuatu yang menyedihkan bagi keluarga itu terjadi.
Pada hari itu, ayah dan anak lelaki itu berdiri di tepi peti jenazah ibunya yang baru saja meninggal. Dengan perlahan ayah membelai rambut ibu yang terbujur kaku lalu menyibaknya sehingga sesuatu yang mengejutkan si anak terjadi. Ternyata si ibu tidak memiliki daun telinga.
"Ibumu pernah berkata bahwa ia senang sekali bisa memanjangkan rambutnya dan tak seorangpun menyadari bahwa ia telah kehilangan sedikit kecantikannya kan?"
Melihat kenyataan bahwa daun telinga ibunya yang didonorkan, meledaklah tangis si anak. Ia merasakan bahwa cinta sejati ibunyalah yang membuat ia bisa seperti saat ini.
Pembaca yang berbahagia,
Cinta sejati tidak terletak pada apa yang telah dikerjakan dan diketahui namun pada apa yang telah dikerjakan tapi tidak diketahui. Kisah pengorbanan ibu tadi adalah wujud sebuah cinta sejati yang tidak bisa dinilai dan digantikan dengan apapun. Inilah makna sesungguhnya dari sebuah cinta yang murni, cinta seorang ibu kepada anaknya tanpa pamrih.
Mari tebarkan cinta dengan ketulusan dan keikhlasan, maka kita akan menemukan kebahagiaan sejati.

Minggu, 18 Desember 2011

Menuju Tahun Baru 2012

Hari ini Senin 19 Desember 2011, sebentar lagi kita akan menuju tahun baru 2012.
Semoga anak-anak SMP Negeri 2 Rantau

Rabu, 07 Desember 2011

Wakil Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Rantau Pa Yuseri, S. Pd


Upacara Bendera Hari Senin


Kepala SMP Negeri 2 Rantau


Selasa, 06 Desember 2011

Baru online

Blog ini dibuat pada tanggal 28 September 2011. Baru yaa. Selamat menikmati Halaman blog yang sederhana ini. Dari Admin SMPN 2 Rantau.