Bisa saya melihat bayi saya?" Pinta ibu yang baru melahirkan anaknya,
saat bayi diberikan kepadanya. Sesuatu yang mengagetkan terjadi, bayi
dalam gendongan itu dilahirkan tanpa kedua belah daun telinga! Meski
begitu si ibu tetap menimang sayang bayinya..
Waktu membuktikan, meski terlihat aneh dan buruk, pendengaran anak itu
bekerja dengan sempurna dan dengan kasih sayang dan dorongan semangat
orang tuanya, ia menjadi pemuda tampan yang cerdas, serta pandai bergaul
sehingga disukai teman-temannya. Ia juga mengembangkan bakat di bidang
musik sehingga tumbuh menjadi remaja pria yang disegani.
Suatu hari ayah lelaki itu bertemu dengan seorang dokter bedah hebat.
"Saya bisa memindahkan sepasang daun telinga untuk putra bapak, tetapi
harus ada seseorang yang bersedia mendonorkan daun telinganya," kata
sang dokter. Maka orangtua lelaki itu mulai mencari, siapa yang mau
mendonorkan daun telinganya kepada anak mereka..
Beberapa bulan sudah berlalu, tibalah saatnya mereka memanggil anak
lelaki itu, "Nak, seseorang yang tidak ingin dikenal telah bersedia
mendonorkan daun telingannya kepadamu. Kami harus segera mengirimmu ke
rumah sakit untuk operasi, namun semua ini sangatlah rahasia," kata si
ayah.
Operasi berjalan dengan sukses, wajahnya yang tampan, ditambah kini
sudah punya daun telinga membuat ia terlihat menawan. Ditambah bakat
musiknya, dia makin disegani dan mampu meraih menerima banyak
penghargaan dari sekolahnya. Kecerdasannya kemudian membuat ia diterima
bekerja sebagai diplomat. Singkat kata, ia sangat ingin berterimakasih
kepada orang yang mendonorkan daun telinga.
"Aku harus mengetahui, siapa yang telah bersedia mengorbankan ini semua
kepadaku, ia telah berbuat sesuatu yang besar, namun aku sama sekali
belum membalas kebaikannya," kata si anak, pada ayahnya.
"Ayah yakin kau tidak bisa membalas kebaikan hati orang yang telah memberikan daun telinga itu."
Setelah terdiam sesaat, ayahnya melanjutkan, "Sesuai dengan perjanjian,
belum saatnya bagimu untuk mengetahui semua rahasia ini."
Gambar ilustrasi ibu dan putranya
Tahun berganti rahasia tetap tersimpan rapi, hingga suatu hari sesuatu yang menyedihkan bagi keluarga itu terjadi.
Pada hari itu, ayah dan anak lelaki itu berdiri di tepi peti jenazah
ibunya yang baru saja meninggal. Dengan perlahan ayah membelai rambut
ibu yang terbujur kaku lalu menyibaknya sehingga sesuatu yang
mengejutkan si anak terjadi. Ternyata si ibu tidak memiliki daun
telinga.
"Ibumu pernah berkata bahwa ia senang sekali bisa memanjangkan rambutnya
dan tak seorangpun menyadari bahwa ia telah kehilangan sedikit
kecantikannya kan?"
Melihat kenyataan bahwa daun telinga ibunya yang didonorkan, meledaklah
tangis si anak. Ia merasakan bahwa cinta sejati ibunyalah yang membuat
ia bisa seperti saat ini.
Pembaca yang berbahagia,
Cinta sejati tidak terletak pada apa yang telah dikerjakan dan diketahui
namun pada apa yang telah dikerjakan tapi tidak diketahui. Kisah
pengorbanan ibu tadi adalah wujud sebuah cinta sejati yang tidak bisa
dinilai dan digantikan dengan apapun. Inilah makna sesungguhnya dari
sebuah cinta yang murni, cinta seorang ibu kepada anaknya tanpa pamrih.
Mari tebarkan cinta dengan ketulusan dan keikhlasan, maka kita akan menemukan kebahagiaan sejati.